Bandung telah mengalami degradasi kebersihan kota. Saatnya
generasi sekarang menjadi agen perubahan dengan cara bergerak bersama untuk
peduli akan perilaku hidup bersih dan sehat terutama dilingkungannya sendiri. Kebersihan dan kesehatan
kota seharusnya di rasa menjadi bagian dari kebutuhan. Untuk itu diperlukan
aksi menyeluruh secara terpadu dari aspek penyadaran,
pelatihan, aksi hingga apresiasi .
KBS (Kawasan Bebas
Sampah) adalah Kawasan yang sudah terbangun sistem pengelolaan sampahnya secara mandiri oleh masyarakat dengan
menjalankan lima prinsip utama, yaitu :
ü keterlibatan warga
ü kemandirian
ü efisiensi
ü pelestarian lingkungan
ü Keterpaduan
opa Paul Connet Bapa Zerowaste Dunia |
Cibunut adalah sebuah kampung yang terletak di kelurahan
Kebon Pisang, Bandung. Pintu masuk
Cibunut ada di jalan Sunda setelah setopan veteran. Kawasan ini memiliki
sejarah yang panjang sampai menjadi kawasan pemukiman yang sangat padat.
beberapa tahun belakangan ini cibunut mulai menampakkan geliatnya. Mereka terus berproses menuju kampung kreatif berwawasan
lingkungan.
Walau sudah memiliki dasar dan
potensi, masyarakat Cibunut masih memerlukan sedikit dorongan. Hadirnya Bu Tini
dan GSSI memberi dorongan, membina serta memfasilitasi masyarakat secara
perlahan. Selain itu hal yang paling utama dan paling terasa oleh masyarakat
terutama para penggiat adalah pintu-pintu yang dibuka oleh GSSI
Sebelum GSSI masuk, Cibunut belum terlalu terbuka. Kondisi jalannya kebanyakan sangat kumuh dan sempit. Sampah menjadi masalah utama yang umum ditemui di pinggiran jalan. Walau sudah mulai ada kesadaran lingkungan di antara penduduk, dibandingkan dengan sekarang tidak terlalu banyak kegiatan yang dilakukan untuk mencoba mengatasi masalah-masalah lingkungan yang sudah ada. Pada saat itu Cibunut terlihat seperti kebanyakan area pendudukan lainnya yang kumuh dan padat.
opa Paul Connet di cibunut |
Setelah GSSI masuk terjadi
perubahan-perubahan yang cukup halus tapi secara lama-kelamaan menjadi
perubahan yang cukup signifikan. Sebenarnya tidak banyak yang perlu dilakukan
oleh GSSI, karena mereka di sana hanya untuk mendampingi dan memfasilitasi para
penduduk. Karena itu penggerak dan pembuat perubahannya itu adalah penduduknya
sendiri.
Setelah GSSI masuk, terjadi
perubahan yang cukup besar terutama dari cara bersikap para penduduk, mereka
menjadi lebih ramah dan menerima, mereka juga menjadi lebih sadar akan
pentingnya pengelolaan sampah dan masalah-masalah lingkungan lainnya. Selain
itu mereka juga bertambah erat dalam bermasyarakat, lebih dekat dan lebih cepat
saling membantu.
Salah satu perubahan yang paling
signifikan dan paling terlihat adalah berbagai seni lukisan dinding atau mural
yang tampak di berbagai tembok dan sisi bangunan sekitar Cibunut. Hal tersebut
adalah karya-karya masyarakat terutama para anggota Karang Taruna. Kesenian
seperti itu cukup didorong dan banyak dikembangkan di kawasan Cibunut. Sampai
sekarang terdapat sejumlah dinding yang tertutup oleh karya-karya seni
masyarakat, dan karya-karya tersebut cukup dibanggakan oleh para penduduk.
Mural seperti itu kini telah menjadi sebuah kekhasan kawasan Cibunut.
karang taruna cibunut finest di acara CFN |
Maleer RW 09 dan RW 12 adalah pemukiman padat pula yang
juga berproses menata lingkungannya. RW 09 terletak di pojok jalan Gatsu dan
kiaracondong. RW 12 terletak di pinggir pemakaman Maleer belakang TSM. Baik RW 09 maupun RW 12 Maleer terus
berproses menuju kawasan yang hijau dengan program berkebun di lahan
sempit. Keterbatasan lahan tidak membuat
surut semangat warga untuk berkebun.
Masyarakat di 3 RW ini tentu saja mempunyai tujuan yang
sama yaitu ingin menyelesaikan masalah
sampah dan mempercantik lingkungannya.
Dalam hal ini mereka berupaya untuk
meminimalisir timbulan sampah yang mereka buang ke TPS. Mekeka
melakukannya dengan berbagai cara yang
salah satu bagian terpentingnya adalah pemilahan sampah dari dalam rumah serta
pengolahan sampah secara mandiri. Mulai
dari sosialisasi, edukasi, FGD bersama warga, Mural memilahan sampah, bank
Sampah, pengolahan sampah organic dan an organic sampai pada pemanfaatan kompos
lewat penghijauan
GSSI (generasi semangat selalu ikhlas) yang di ketuai oleh Tini
Martini Tapran telah berproses bersama masyarakat Cibunut RW 07 Maleer RW 09+RW
12 sebagai fasilitator KBS di 3
tempat tersebut. Modal social yang
dimiliki kawasan dan fasilitator yang handal belum optimal menyelesaikan
masalah sampah dan lingkungan, untuk itu
diperlukan kerjasama banyak pihak
. Kami percaya kekuatan kolaborasi
sehingga tentu saja kami membuka peluang kerjasama dan kolaborasi agar apa yang
masyarakat bangun bersama bisa segera terwujud dan kita semua bisa melihat permodelan
kawasan bebas sampah yang sesuai dengan amanat UU no 18 tahun 2008
Di maleer ada Mas yanto dan kawan-kawannya sebagai petani
pelajar yang sangat membantu kami di
kawasan.
Di akhir tahun 2016
adalah awal yang sangat menggembirakan bagi kami karena alumni SMAN 3 angkatan
89 bergabung bersama kami menjadi kolaborator di 3 kawasan ini, kekuatan
jejaring dan sumber daya tambahan ini semoga bisa membantu mempercepat proses
perwujudan kawasan bebas sampah. Banyak
hal yang bisa dilakukan di 3 kawasan ini tentu saja yang sesuai dengan
kapasitas dan keahlian masing-masing.
Mulai dari sumbang ide, pemikiran, tenaga sampai dana. Mari satukan langkah menuju Indonesia Bebas
Sampah 2020