Rabu, 30 agustus 2017
"Setiap Manusia dilahirkan dalam Keadaan Suci
(Fitrah)"
Hadits diatas menandakan bahwa manusia dilahirkan sama,
tidak dengan tabiat jahat ataupun baik, pintar atau bodoh, Allah SWT ciptakan
manusia dengan segala potensinya,
sebagai hamba, sebagai manusia dan sebagai pemimpin dimuka bumi.
Hari ini saya menyaksikan sisi lain dari kehidupan manusia.
Bahwa sejahat apapun manusia, fitrah kebaikan masih ada dan berpotensi untuk
kembali menjadi hamba yang baik.
Beruntung sekali saya diberi kesempatan untuk berkunjung ke
LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak) yang ada di Jl. Pacuan Kuda No.3, Sukamiskin, Arcamanik, Kota Bandung. Bertemu
dengan anak-anak yang mempunyai sisi kelam dalam kehidupannya. Anak-anak ini di sebut ABH (anak berhadapan
dengan hukum) sebutan bagi napi anak. Was-was, khawatir, deg-degan ketika langkah
kaki mulai memasuki area hotel prodeo anak. Stigma negatif yang menempel pada
orang-orang yang terlibat kriminalitas
telah memperbudak nalar saya dan menciutkan nyali saya untuk bertemu mereka.
Satu menit, dua
menit... Setengah jam berlalu kami menunggu anak-anak dari lapas yang akan
diajari calistung. Akhirnya satu persatu masuk ke ruangan perpustakaan, saya hitung berapa anak yang akan
belajar. Satu, dua, tiga.... Enam belas orang. Waw... Pikir saya
banyak juga ya, dan bayangkan anak-anak
itu semua laki-laki. Makin ketir hati
saya, seraya berdo'a "Ya Allah Lindungi hamba". Namun salut untuk mereka dibalik kerasnya
dunia yang mereka hadapi, ada semangat untuk belajar dan menjadi lebih baik.
Mulailah kami berkenalan, saya beranikan diri dan bersikap
biasa saja walau sebenarnya hati saya agak takut juga sih. Lalu mereka menyebut nama masing-masing. Nama
mereka tak jauh berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya, bagus, indah dan
bermakna. Jadi ingat bahwa nama adalah
do'a, namun indahnya nama mereka tak
seindah kehidupannya.
Saya amati wajah-wajah mereka, tidak ada bedanya dengan
anak-anak kampung kami, Namun tak sedikit anak yang menyiratkan kesedihan pada
tatap matanya dan sikap diamnya. Dengan antusias mereka mengikuti semua materi
yang disampaikan.
Semakin tersentuh hati saya ketika ada anak yang bercerita
bahwa dia sudah 4 kali lebaran tidak berkumpul dengan orang tuanya. Hanya
berteman dinding2 tembok hotel prodeo yang menjadi saksi pedihnya hidup yang
mereka jalani. Ada pula anak dengan tatapan kosong seolah mencoba memahami apa
yang kita sampaikan.
Ya Allah begitu mahal balasan yang mereka terima dari apa
yang telah mereka perbuat.
Bertahun-tahun menghabiskan waktu digedung bertembok tinggi, terasing dari sanak saudara, pun tak sempat
bertumbuh kembang seperti anak lainnya. Melihat mereka mengingatkan ku pada
putra semata wayang yang sedang menimba ilmu. Sama2 tinggal diasrama.
Terpenjara dalam tembok yang membisu.
Namun ada yang saya sukuri bahwa saya
dengan bangga berkata kepada orang-orang bahwa anak saya sedang mondok
untuk menuntu ilmu, untuk menjadi
bermanfaat bagi umat. Namun mereka di
sana, di hotel prodeo, adakah orangtua atau sanak keluarga yang
peduli, yang merindukan mereka, yang
merasakan arti hadirnya mereka. Ah... Entahlah, memikirkannya membuatku ingin menetes air
mata. Tak tega aku melihat beban hidup yang harus mereka tanggung.
Habis gelap terbitlah terang mungkin kata-kata R.A Kartini
inj yang bisa memyemangati mereka, bahwa
selalu ada kesempatan untuk orang merubah hidup menjadi lebih baik, lebih
bermanfaat untuk orang lain.
Semoga kalian temukan
cahaya itu suatu saat nanti nak. Pengalaman yang sangat berharga, menjadikan diri lebih bersyukur atas nikmat
Allah. Terimakasih GSSI (yayasan Generasi semangat Selalu Ikhlas) yang telah memberi kesempatan memdapat
pengalaman yang tak terlupa. Mengajar
Calistung anak-anak di hotel prodeo dan berkesempatan mengenali other
side of life. Ikhlas dan sabar menjadi kunci keberhasilan kita menggapai puncak
dunia
Jika ada yang ingin ikut jadi relawan mengajar mangga hubungi galeri.gssi@gmail.com
Jika ada yang ingin ikut jadi relawan mengajar mangga hubungi galeri.gssi@gmail.com
Ditulis oleh : Mirna
Kartika
Pendidik, pemerhati anak dan salah satu dari 7 Board GSSI (@galerigssi)