Empat tahun terakhir ini saya menjadi kordinator fasilitator program kampung Ramah Lingkungan DLH Garut. Keseharianku bergerak dalam isu lingkungan dan seringkali menemukan hal-hal yang sangat menggangu pikiran dan perasaan di lapangan karena merasa tidak sesuai dengan pengetahuan saya tentang gaya hidup berkelanjutan. Dan itu yang membuatku memberanikan diri mengikuti pelatihan Ecological Leadership selama 4 hari 3 malam. Ini menjadi pengalaman yang sangat berarti buatku karena kami ber-7 mengikuti kegiatan privat dan intensif yang sarat dengan ilmu dan pengetahuan juga refleksi.
Selama mengikuti kegiatan
Ecological Leadership, saya merasakan perjalanan yang begitu mendalam, tidak
hanya untuk memahami alam, tetapi juga untuk mengenali diri sendiri sebagai
bagian dari semesta ciptaan Allah SWT. Saya memperoleh banyak ilmu dan
pengetahuan tentang kosmologi. Pemahaman tentang kosmologi memperluas pandangan
saya tentang posisi manusia dalam semesta, bahwa semua makhluk/benda di alam semesta ini semuanya terhubung. Ini
menyadarkan kami bahwa manusia adalah
bagian yang tak terpisahkan dari seluruh
ciptaan Allah. Dan manusia menjadi bagian dari jaringan kehidupan yang lebih
besar. Saya adalah bagian kecil dari ciptaan Allah yang ada di jagad raya, seperti
sebutir debu di lapangan bola. Dan setiap
elemen baik yang di langit atau di bumi seperti matahari, udara, tanah,
air, tumbuhan, dan hewan saling
terhubung dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan.
Kesadaran ini mengingatkan saya untuk lebih menghormati, melindungi, dan
menjaga alam sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Saya memahami
pentingnya membangun hubungan yang harmonis dengan alam dan mengikuti ritme
kehidupan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Banyak pengalaman, pemahaman, dan kesadaran yang ada
selama ini semakin tumbuh dan menguat selama mengikuti kegiatan ini.
Salah satu momen yang selalu berkesan jika berkegiatan Bersama ecocamp adalah
kegiatan yang membantu saya untuk reconnect to the earth. Dengan kaki telanjang
saya menyentuh tanah, tangan menyentuh pohon, dan hati yang terbuka, saya
merasakan kedamaian yang mendalam. Saya diajak untuk merenungkan bagaimana bumi
menyediakan segala kebutuhan kita, tetapi sering kali kita lupa untuk merawatnya.
Momen ini mengajarkan saya pentingnya hubungan yang saling memberi antara
manusia dan bumi.
Saya menyadari bahwa untuk
mengatasi tantangan ekologi yang kita hadapi bukan lagi tentang eksploitasi dan
dominasi, tetapi tentang kerja sama, penghormatan, dan keberlanjutan. Saya
terinspirasi untuk menjadi bagian dari perubahan, mengangkat cerita-cerita baru
yang menanamkan harapan dan semangat untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik. Dari banyak buku yang Romo Ferry sebutkan, saya tertarik untuk membuka
buku “Not the End of the World” karya Hannah Ritchie. Buku ini mengajak kita untuk melihat isu-isu
lingkungan melalui sudut pandang yang lebih positif dan berbasis data. Ritchie tidak
membawa narasi yang pesimistis dan penuh
keputusasaan tentang perubahan iklim, tetapi dengan menunjukkan bahwa kemajuan
signifikan telah dicapai dalam berbagai aspek lingkungan. Hannah Ritchie
menggambarkan dunia sebagai tempat yang sedang menuju perbaikan, dengan syarat
kita terus mengambil tindakan kolektif yang tepat.
Dalam bukunya Hannah Ritchie memberikan harapan bahwa dunia bisa mencapai keberlanjutan sejati sekaligus memberikan panduan praktis bagi individu dan komunitas untuk membuat perubahan nyata menuju keberlanjutan. Ritchie juga mengidentifikasi langkah-langkah yang paling efektif untuk mempercepat kemajuan. Dan yang paling cepat yang bis akita lakukan adalah dengan advokasi, bagaimana kitab isa mempercepat ini dengan mendorong pemerintah membuat kebijakan agar kita punya Gerakan kolektif.
Kutipan yang berbunyi, "Leadership is the
burning desire to create a better future and never giving up on it,"
sangat menggugah hati saya. Kepemimpinan yang sejati adalah tentang memiliki
semangat yang membara untuk menciptakan perubahan, meskipun menghadapi banyak
tantangan. Selama kegiatan ini, saya belajar bahwa menjadi pemimpin ekologi
bukan hanya tentang memimpin orang lain, tetapi juga tentang memimpin diri
sendiri untuk hidup lebih selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan.
Kegiatan Ecological Leadership
ini membuka mata, hati, dan pikiran saya untuk memahami bahwa manusia adalah
bagian dari jaringan kehidupan yang indah. Kesadaran ini menjadi motivasi saya
untuk terus bergerak, menginspirasi, dan berkontribusi dalam menciptakan masa
depan yang lebih baik – masa depan yang menghormati semua ciptaan Allah dan
menjaga keseimbangan semesta.
Melalui diskusi yang mendalam,
saya belajar bahwa kepemimpinan ekologis bukan hanya soal tindakan, tapi juga
bagaimana kita menginspirasi orang lain untuk peduli pada lingkungan.
Kegiatan ini tidak hanya
memberikan ilmu baru, tapi juga memperkuat komitmen saya untuk terus bergerak
demi bumi yang lebih baik. Terima kasih Ecological Leadership atas pengalaman
luar biasa ini! ayo kita mulai dari langkah kecil di rumah masing-masing.
Bersama, kita bisa menciptakan perubahan besar!
Tini Martini
Tapran
@tini_zerowaste
Tidak ada komentar:
Posting Komentar