Senin, 15 Oktober 2018

Kang Pisman wujud Nyata Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Kota Bandung


 
dinyanyikan dengan nada lagu "i love you nya Barney https://www.youtube.com/watch?v=XwLLH9EZiqc&gl=ID&hl=id
Sampah selain menimbulkan bau, merusak keindahan dan menimbulkan penyakit yang diakibatkan oleh racun yang terkandung pada sampah itu sendiri. Sampahpun menghabiskan lahan untuk menampungnya dan memboroskan energi dan biaya untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA. 
TPA Bantar Gebang
Saat kita bicara tentang sampah bukan sekedar bicara tentang kebersihan dan keindahan, tapi kita juga berbicara gaya hidup seseorang.  Saat ini dampak negatif  yang ditimbulkan dari sampah sudah sangat besar, kita lihat sungai penuh sampah, lautan sudah sangat tercemari plastik dan sudah banyak penyakit degenerative yang timbul akibat racun-racun yang terkandung di dalam plastik, styrofoam dan batre. Penyakit tersebut sangat sulit untuk di obati seperti kanker, penurunan daya tahan tubuh, kerusakan syaraf dan cacat pada janin. Racun-racun tersebut masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara diantaranya lewat udara, makanan dan interaksi langsung.
 
sumber dari https://pdkebersihan.bandung.go.id/index.php/profil/kondisi-sampah/
Kita semua adalah penghasil sampah, namun tentu saja  sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab  kita tentunya   punya peran strategis dalam memetakan peran kita sebagai warga Bandung untuk mulai mengatasi persoalan sampah dan melihat solusi-solusinya, mari kita tiru gaya hidup Kang Pisman dalam 3 langkah sederhana yaitu kurangi, pisahkan dan manfaatkan sampah. 
 
diambil dari salah satu slide yang biasa saya bawakan
 Langkah pertama adalah Kang (kurangi). Kita  bisa  memulainya dari diri sendiri untuk mengurangi sampah dari sumber dengan menggunakan misting (kotak makan) dan tumbler (botol minum) juga membawa tas kain saat belanja. Anak-anak masa kini waktu belajar disekolahnya ternyata cukup panjang dan melewati jam makan siang disekolah, tentu saja kami para ibu akan sangat concern dengan apa yang dimakan anak kita saat disekolah dan sebaiknya memang anak-anak itu dibekali makanan dari rumah, karena selain terjamin kebersihannya juga bisa menghemat biaya bahkan mengurangi secara signifikan sampah yang dihasilkan. Di posyandu sangat bisa mengurangi sampah dengan cara membagikan PMT dengan wadah sendiri. Menggunakan misting untuk membawa bekal atau membeli makanan dan selalu membawa tumbler kemanapun pergi merupakan langkah nyata mengurangi sampah sejak awal.  
Berpikir sejenak saat membeli barang, apakah ini akan menghasilkan sampah atau tidak?


Langkah kedua adalah Pis (pisahkan), penghasil sampah terbanyak tentunya kami para ibu-ibu yang biasanya memasak dan belanja. Dari 2 aktivitas tersebut biasanya sampah yang dihasilkan sebagian besar adalah sampah organik yang sebenarnya bisa  kita reduksi dari rumah dengan cara di kompos lewat Takakura, masuk langsung kedalam lubang biopori. atau jika yang kebetulan disekitarnya ada biodigester boleh juga masuk ke dalam biodigester tapi tentu saja harus di pilih mana yang boleh masuk dan mana yang tidak.  Ataupun dengan teknik pengomposan apapun baik secara mandiri atau komunal. Dengan memisahkan dan mengolah  sampah organik dari awal kita bisa menyelesaikan 50% sampah kita.  Jangan lupa juga memisahkan sampah anorganik lainnya seperti plastik, kertas, kaca dan lainnya yang kira-kira bisa dimanfaatkan kembali.  Anorganik ini bisa di setor ke bank sampah, atau sedekahkan saja.
pemisahan dan pengolahan sampah yang ada di RW 07 cibunut kelurahan Kebon Pisang


Langkah yang ketiga adalah Man (manfaatkan), yaitu manfaatkanlah apa yang masih bisa dimanfaatkan, perpanjang usia barang dan lakukan upcycle (menambah nilai guna barang). Kompos yang kita buat bisa untuk media tanam sehingga kita bisa makan makanan sehat yang kita tanam sendiri. 

 
Itulah 3 langkah yang bisa kita lakukan untuk mengambil peran dalam penanganan sampah di kota kita tercinta Bandung.  Tiga langkah ini sudah diterapkan  di beberapa kawasan Bebas Sampah (KBS) yang diinisiasi oleh DLHK kota Bandung sejak 2015. KBS = Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah.  Dan sekarang oleh Bapak walikota kita yang dilantik tanggal 20 September 2018 Mang Oded, gerakan Kang Pisman semakin diperluas dan dikenalkan secara masif bahkan  di  Surat Keputusan Walikota No. 149/Kep.1138-Pem/2018 tentang Honorarium Kegiatan RT dan RW  akan diberikan apabila pengurus RW membantu mensosialisasikan, menggerakkan program KangPisMan ini dan dituangkan dalam lapran bulanan dengan format terlampir Subhanallah semangat bapak Walikota kita patut diacungi jempol dan sangat perlu di apresiasi dengan mengambil peran sesuai dengan kapasitas kita masing-masing


Mari kita ambil peran tersebut karena sebenarnya kewajiban itu sudah tertuang dalam UU no 18 tahun 2018 Pasal 12 yang berbunya “Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan”


contoh berbagai pengomposan skala rumah tangga  dari India

Selamat berkenalan dengan gaya hidup Kang Pisman dan marilah kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.  Mari kita coba dulu dari hal yang bisa kita lakukan tetapi punya dampak yang besar untuk mereduksi sampah kota Bandung. Saya meyakini bahwa kita semua bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya masinng-masing. Selamat mencoba
Yuk jadi #baladKangPisman rame2

Oh ya adakah RW yang sudah melaksanakan Kang Pisman? Tentu saja ada dan bahkan banyak contohnya. Dari 1600an RW di kota Bandung ada 5 KBS yang sudah ditunjuk sebagai KBS mentor di kota Bandung tahun 2017 yaitu : RW 09 kelurahan Sukaluyu, RW 07 Cibunut  Kelurahan Kebon Pisang, RW 12 Kelurahan Maleer, RW 04 Kelurahan  Karang Pamulang, RW 09 Kelurahan . Cigereleng dan RW yang sudah tersentuh Kang Pisman adalah 
      1. Kel. Maleer,RW 9,  dan 12,
      2. Kel. Cibangkong, RW 01 & RW 8
      3. Kel. Kebon Pisang     RW 7
      4. Kel. Karang Pamulang  RW 4
      5. Kel. Pasteur RW   06
      6. Kel.  Sukarasa   RW 1
      7. Kel.  Darwati RW 9
      8. Kel. Sukaasih, RW 5
      9. Kel. Mengger   RW 1
      10. Kel. Cigereleng  RW 9
      11. Kel. Sukaluyu  RW 9
      12. Kel. Sukasari, RW 1
      13. Kel. Lengkong, Sesko TNI
      14. Kel. Sekeloa RW 14
      15. Kel. Balong Gede RW 06
      16. Kel. Gempol Sari
      17. Kel. Batununggal
      18. Kel. Lebak Gede
      19. Kec. Cibenying kaler dan Kec. Coblong   (zerowaste cities model oleh YPBB )
      20.   Dan KBS baru dampingan DLHK kota Bandung yang tersebar di 30 Kecamatan  2018  
Tini martini Tapran S.Si 
Instagram : @tini_zerowaste 
(ketua yayasan GSSI dan fasilitator KBS Kelurahan Kebon Pisang)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar