Webinar
"Festival Berkebun di Kota"
Hari/tanggal :
Rabu, 29 April 2020
Tempat : Zoom alias
rumah masing-masing
Jam : 13.30-15.00
WIB
Penyelenggara : Prakarsa Berkelanjutan Dompet
Dhuafa
Pemateri : Udhi Tri
Kurniawan (General Manager Divisi Ekonomi Dompet Dhuafa)
Ibu Raminem (Implementator Kebun Pangan Keluarga)
Moderator :
Syamsul Ardiansyah (Manager Sustainable
Initiative dan Ekonomi Mikro Dompet
Dhuafa)
Materi : Covid 19 dan Potensi Pengembangan Pangan
Berbasis Rumah Tangga
Wabah COVID-19 saat Ramadhan banyak membuat
masyarakat semakin jenuh pada kondisi yang mengharuskan mereka melakukan stay at home. Belum
soal solusi kesulitan pangan yang dialami oleh
beberapa rumah tangga di perkotaan.
Rantai pasok komoditas utama yang terganggu karena wabah COVID-19
menyebabkan proses pemenuhan kebutuhan pangan keluarga juga mengalami
persoalan. Sehingga kita perlu membahas
tuntas bagaimana kita harus tetap mempertahankan kebutuhan pangan, khususnya di
wilayah perkotaan dan tetap melakukan nya di rumah.
Bermula dari kegelisahan tersebut, Prakarsa
Berkelanjutan Dompet Dhuafa akan mengupas tuntas tentang pentingnya membangun
Kebun Pangan Keluarga hingga pembahasan teknis bagaimana memulai berkebun di
rumah via diskusi online dengan tema "Ramadhan Special: Festival Berkebun
Di Kota"
Ada beberapa Dampak
Covid 19 diantaranya :
- Kesehatan hal ini jelas terlihat bahwa telah banyak orang yang terpapar Covid 19 di seluruh Indonesia dan dunia
- Penambahan orang miskin baru, hasil dari riset Smeru bertambah 8,5 juta menjadi 33,24 juta orang miskin di Indonesia dan ini akan menimbulkan ketimpangan social dan masalah ketercukupan pangan
- 2,8 juta orang kehilangan pekerjaan
- 90% UMKM terdampak
5.
Kelompok rentan,
a.
Perempuan
dan anak, perempuan menjadi kelompok rentan yang mendapat tekanan psycologi
yang kuat karena tanggungjawabnya yang penuh membersamai anak-anak belajar selama study from home nya. Mengurusi/ mengelola urusan domestik. Dan hasil dari survey ternyata selama masa
ini KDRT pun meningkat
b.
Kriminalitas naik 19,72% selama (februari-Maret)
sumber : Karpenmas Polda Metro
i.
Kejahatan pemenuhan kebutuhan dasar, artinya
dorongan orang melakukan kejahatan karena untuk memenuhi kebutuhan dasar
dirinya dan keluarga : pencurian, perampokan dll
ii.
Kejahatan terhadap anak dalam bentuk kekerasan dan
tidak terpenuhinya hak anak
iii.
Kejahatan Ciber, pencurian data pribadi, Skimming (suatu
tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin
informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara
ilegal.dll
c.
Potensi Konflik
i.
Distribusi bantuan yang tidak merata
ii.
Tenaga kesehatan yang di tolak warga atau ibu
kos
iii.
Penolakan pemakaman jenasah covid
iv.
Konflik horizontal lainnya.
6.
Stunting, kurang gizi yang panjang yang
menyebabkan masalah di fisik yang tak berkembang semestinya, intelektual yang
tak cukup dan tingkat emosional yang tak stabil sehingga akan berpengaruh pada
penurunan kualitas generasi selanjutnya
Dampak yang di
timbulkan dari pandemic covid 19 ini perlu kita respon, dan yakinlah bahwa
situasi sulit akan memaksa manusia beradaptasi. Yang perlukan adalah mendorong
atau mengembangkan kemampuan masyarakat beradaptasi dengan membaca peluang dan mengoptimalkan
sumber daya yang kita miliki. Juga di perlukan Agility
yaitu, kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat
pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan ini berkaitan
erat antara kecepatan dan kelenturan. Tanpa unsur keduanya baik, seseorang tidak
dapat bergerak dengan lincah
Social safety net hanya akan berhasil dengan keterlibatan tiga
pihak, yaitu Negara, Masyarakat dan Swasta dalam pemenuhan kebutuhan dasar,
dukungan adaptai usaha dan jaminan rasa aman.
Negara harus hadir dalam kegiatan promotif dan kuratif kesehatan,
pemenuhan kebutuhan dasar, kebijakan dan aturan juga sumber daya lainnya. Komunitas/masyarakat bisa melakukan peer to
peer donation yang selama ini di lakukan oleh masyarakat Indonesia yang
dasarnya suka bergotong royong. Mungkin juga
bisa mengaktifkan kembali jimpitan dan yang paling penting sekarang ini kita
sangat perlu mengaktifkan kebun kebun pangan keluarga.
Apa itu kebun pangan keluarga? Kebun pangan keluarga prinsipnya pada kemandirian pangan, aktivasi unit produksi
skala rumah tangga, optimalisasi sumberdaya, skala prioritas dan komoditas
pangan pendukung. Dengan pendekatan pada rumah tangga dan komunitas. Rumah tangga bisa mengoptimalkan lahan
terbatas di sekitar rumah, di kelola secara mandiri atau pemanfaatan fasilitas
umum dan fasilitas social lainnya. Komunitas
bisa mengoptimalisasi lahan atau fasilitas umum dan di kelola secara
berkelompok.
Apa saja yang bisa menjadi komoditas dari kebun pangan
keluarga? Untuk sumber seratnya dari
sayur dan buah sedangkan untuk proteinnya dari ikan, ayam pedaging dan ayam
petelur. Dalam hal ini dompet Dhuafa
melakukan edukasi pada masyarakat, dukungan sumber daya dan melakukan
pendampingan
Ibu Raminem, warga RT 02 RW 14 Kelurahan Jatihandap Kecamatan
Mandalajatisebagai salah satu pemanfat dari program ini bercerita bahwa di RT
sudah dapat bantuan dari DD berupa media tanam dan bibit tomat, cabe, kangkung
dan bayem berupa 6 polybag/KK sejak 10 April 2020. Dan DD insyaa Allah akan
memfasilitasi 50KK untuk kebun keluarga dan 5KK
ternak lele. Sarasannya semua
lapisan masyarakat. Untuk yang ingin
tahu program nya lebih lanjut silahkan hubungi @dompetdhuafa.org, prakarsakeberlanjutan@gmail.com. no kontak : 087867097352
Makanan
adalah salah satu kebutuhan paling di cari saat ini, apalagi di masa pandemic seperti
ini. Saat beberapa kota/kabupaten mulai memberlakukan
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), bermunculan berita tentang keluarga-keluarga
yang kelaparan meskipun akses makanan tak pernah di tutup. Mulai terasa bahwa ketahanan pangan kita
rapuh padahal kita adalah negara agraris,
yaitu negara yang sebagian besar
penduduknya bekerja di sektor pertanian.
Sehingga aktivitas kebun pangan keluarga ini mendukung ketahanan pangan
keluarga dan juga bisa sebagai trauma
healing.
Terima
kasih dompet dhuafa yang telah memfasilitasi kami mengenal program ini, insyaa
Allah saya pribadi sudah mulai bertanam di pot karena di rumah tidak punya lahan terbuka. Dan setelah pandemic
ini berakhir saya bertekad mendampingi satu
kelompok masyarakat untuk bisa punya kebun pangan keluarga agar bisa
mengimplementasikan apa yang didpat di bangku kuliah tentang food security alias
ketahanan pangan.
Oleh Tini
Martini Tapran
@tini_zerowaste
Ketua Yayasan
Generasi Semangat Selalu Ikhlas (GSSI)
Mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Sekolah
Pascasarjana UNPAR Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar