Literasi
adalah keberaksaraan, yaitu
kemampuan menulis dan membaca, budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan
kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada
akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan
menciptakan karya. Membudayakan atau membiasakan untuk membaca, menulis itu
perlu proses jika memang dalam suatu kelompok masyarakat kebiasaan tersebut
memang belum ada atau belum terbentuk.
Sebagian besar orang mengaitkan kata literasi dengan
buku dan perpustakaan, itu tentu saja itu tidak salah karena mungkin dasar dari
literasi adalah membaca dan menulis. Tapi
bagi saya kata literasi ini maknanya sangat dalam karena dengan atau lewat
literasi berarti kita akan bisa tahu
segala hal dan akan bisa berbuat banyak hal baik karya nyata yang bisa
dinikmati orang maupun yang tak terlihat.
Literasi memang dimulai dari
membaca, dan menurut saya membaca itu bukan hal yang mudah karena akan
melibatkan banyak aspek. Dari pengalaman mengajar calistung menurut saya
tahapan membaca itu ada 4 yairu :
1.
Hanya tahu huruf saja atau tahu suku
kata saja
2.
Mulai bisa merangkai suku kata dan
membaca kata perkata
3.
Bisa membaca kalimat-kalimat panjang
tapi tanpa tahu arti atau maknanya, meskipun rangkaian kalimat sudah bisa di
baca namun ketika di tanya apa yang tadi di baca dia tak
bisa jawab.
4.
Sudah lancar baca dan faham apa yang
di bacanya sehingga bisa menuturkan kembali isi bacaannya.
Khusus point ke-3 saya rasa kita
semua sudah sangat mahir, tapi point no 4 sangat butuh untuk di eksplorasi dan di asah terutama saat kita bicara tentang gaya
belajar pada anak. Pada anak usia 6-8
tahun mungkin sangat wajar jika point 4 ini belum maksimal karena memang mereka
sangat perlu latihan. Tapi saya sering
kali menemukan anak SMP, SMA bahkan
orang dewasa sekalipun untuk sampai pada kemampuan point ke-4 sulit.
Bagaimana cara kita melihat kemampuan
point 4 pada anak yang belajar calistung? Gampang saja, beri bacaan satu cerita
pendek beberapa kalimat dan beri pertanyaan berdasarkan isi cerita
tersebut. Jika dia bisa menjawab dengan
mudah dari apa yang dibacanya maka itu berarti sudah mulai muncul. Tahap selanjutnya adalah beri satu cerita
yang agak panjang sekitar 2-4 paragraf dan kembali tanyakan isi cerita tersebut
dan jika perlu tuliskan kembali berdasarkan versinya sendiri. Jika banyak benarnya dana pa yang dia
ceritakan kembali sesuai dengan apa yang dia baca maka kemampuannya sudah mulai
berkembang. Sampai akhirnya dia bisa membaca satu buku dan bisa faham isi buku
tersebut.
Nah ini terjadi secara nyata karena
saya sering kali menemukan anak kelas 3-6 SD sulit menemukan jawaban dari soal
yang ada di bukunya padahal bahan tersebut ada di uraian buku tersebut. Entah karena
dia tidak mengerti atau anak sekarang yang sudah mulai mau instannya saja alias
daya juang rendah. Ini perlu pengamatan lebih lanjut.\
Namun bagaimana jika hal tersebut
terjadi pada kita orang dewasa? Seringkali kita membaca buku tebal dan selesai
sampai tamat, namun saat orang bertanya apa isi buku tersebut kita lupa atau
bahkan kita tidak bisa menjelaskan isi
buku tersebut sama sekali.
Nah menurut saya inilah fungsi
literasi, kita dilatih untuk mencerna apa yang kita baca untuk akhirnya kita
bisa mengungkapkannya kembali dalam berbagai produk. Bukan hanya tulisan tapi juga segala hasil karya
baik berupa tulisan, gambar, lukisan, patung, kerajinan, masakan, dan lain
sebagainya. Bahkan satu gerakan sosialpun sangat mungkin di hasilkan dari sini.
Di perpustakaan yang kami kelola, literasi seperti inilah yang kami bangun. Anak-anak, remaja bahkan ibu-ibu sekalipun di
ajak untuk membaca (salah satu bentuk aktivasi buku) dan mencoba untuk
mengungkapkannya kembali dalam berbagai bentuk.
Semoga dengan aktivitas seperti ini kemampuan no 4 ini bisa terus
berkembang dan akhirnya semua orang akan lebih produktif, kreatif dan having
fun dengan buku dan perpustakaan.
Dan mudah-mudahan si #bongkarLemari bisa jadi salah satu kegiatan sosial yang dikembangkan dari proses literasi tersebut :)
BalasHapuswah mendalam sekali tulisannya, akuh harus memahami ini agar lebih luwes dalam kegiatan literasi. :)
BalasHapusSemangat selalu ikhlas menjadi inslirasi dalam tulisan
BalasHapusSemoga tetap semangat dan tdtal ikhlas dengan berbagai kafya nyata utk anak bangsa. Aamiin
Sukses selalu